Rabu, 25 Juli 2012

Kongres Ekaristi Keuskupan II



Kongres Ekaristi Keuskupan II
Keuskupan Agung Semarang
~(˘˘~) ~(˘˘)~ (~˘˘)~



ƪ(˘
˘)┐ƪ(˘˘)ʃ┌(˘˘)ʃ    Hari Pertama    ƪ(˘˘)┐ƪ(˘˘)ʃ┌(˘˘)ʃ
Tepat pukul 10.45, kami rombongan peserta KEK II KAS dari Paroki Kumetiran berangkat menggunakan mobil. Kami terdiri dari Pak Djoko Bing dan Mas Agung (Orang Tua), Kak Rika dan Puan (OMK), Bening dan aku (Anak & Remaja). Sesampainya di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Pugeran, Bening dan aku diturunkan. Rombongan lainnya melanjutkan perjalanan menuju Klodran dan Ganjuran.
Memasuki arena Gereja Pugeran, kami berdua lalu melakukan registrasi. Ternyata, ada kesalahan teknis. Di absensi, Bening tertulis berasal dari Gereja Santo Yusuf mana gitu (*lupa). Jadi, jelas saja kita tak mungkin satu wilayah, apalagi satu rumah saat live in. Setelah registrasi, kami mengambil snack lalu berbaur dengan teman-teman baru.
 
Ternyata, aku masuk wilayah Ngestiharjo Kidul. Aku nanti akan tinggal di kediaman keluarga Ibu Sunarni, di Jomegatan RT 05. Menurut wilayah, aku akan adorasi di Gereja Brayat Minulya. Teman sekamarku bernama Mbak Warih. Teman satu mobilku nanti selain Mbak Warih adalah Safio.
Di hari pertama, awalnya aku hanya berbaur dengan anak-anak SMP Stella Duce 1 yang kebetulan adalah sekolahku. Mereka antara lain: Pandu, Abi, Gita, Andre, Andrea, Andre anaknya Pak Warindra, Owen, Vania.
Karena wilayahku terakhir dijemput, aku malah mendapat berkat, berupa teman-teman baru yang narsisnya ora nguati. Mereka adalah Mas Angga dan Sanjaya J. Aku senang bisa kenal dan dekat dengan mereka. Bagiku, mereka adalah nyawa anak dan remaja KEK II KAS. Tanpa mereka, mungkin sepi sekali.
Sesampainya di tempat live in, kami disambut oleh tuan rumah. Mereka sangat ramah pada kami. Setelah makan siang, kami beristirahat sebentar lalu mandi. Lalu, sekitar jam 15.30, kami dijemput dengan mobil menuju Gereja Brayat Minulya untuk mengikuti Ekaristi Pembukaan KEK II KAS dan Adorasi Ekaristi.
 
Di sana, kami kembali bertemu dengan peserta KEK II KAS kategori anak & remaja. Ekaristi konselebrasi ini dipimpin dengan konselebran utama yaitu Uskup Agung KAS, Mgr. Johannes Pujasumarta. Perayaan ekaristi berlangsung dengan khidmat dan meriah. Seusai misa, ada adorasi ekaristi. Kami berjalan memutari gereja untuk menuju Gua Maria.
Acara dilanjutkan dengan makan malam. Oke, selama mengikuti KEK II KAS, saya selalu menjadi cahelang” (kecer lan ilang) (˘_˘"). Nah, di saat berpisah dengan kelompok dan wilayah, saya bertemu dengan Mas Angga, Abi, dan Sanjaya. Hahaha, mereka adalah orang yang pertama kali saya datangi saat berpisah dengan kelompok dan wilayah.
Ya sudah, karena aku kehilangan teman kelompok dan wilayah, aku berbaur saja dengan mereka, hehehe (“Weh, edan, lanang kabeh (˘_˘") Tapi, tenang, mereka baik. Dan dua di antaranya calon romo, kok
).
 
Nah, baru seusai makan malam aku baru bisa bertemu kembali dengan teman satu kelompok. Kelompokku namanya HOSEA, nomor 21. Anggotanya adalah Pandu, Raras, Sandy, Vincent, Desta, Ansello, Patra, dan aku. Fasilitatornya adalah Fr.Yayan dan Sr.Desideria, CB.
Games pertama dalam KEK II KAS ini adalah Guardian Angel. Jadi, kita masing-masing memegang lilin kecil yang menyala. Di setiap sudut akan ada frater yang membawa sebuah lilin besar. Dari 28 kelompok, 25 kelompok akan bertugas menjaga lilinnya masing-masing, dan tiga kelompok sisanya akan menjadi pemadam api lilin kecil. Aturannya, lilin besar yang dibawa para frater tidak boleh dipadamkan. Nah, kita dituntut untuk menjaga lilin kita agar tidak mati dari tiupan tiga kelompok tersebut. Fr.Yayan senantiasa mengingatkan kita untuk dekat dengan lilin besar, agar kalau salah satu lilin anggota HOSEA mati bisa langsung minta api dari dari lilin besar.
Duh, permainan ini bikin sumuk, karena harus menghindari kejaran tiga kelompok yang berusaha mematikan nyala lilin kita. Dan, tambah sumuk karena wajah kita persis di depan api, ckckck. Enaknya, games ini diiringi musik, jadi bisa sambil joged-joged gitu deh ƪ(˘˘)┐ƪ(˘˘)ʃ┌(˘˘)ʃ.
 
Setelah selesai, kita tentu saja akan berefleksi. Saya mengumpamakan, lilin kecil itu adalah semangat yang ada dari diri kita, lilin besar adalah sumber kehidupan abadi (Tuhan Yesus), dan tiga kelompok tadi adalah setan. Nah, dalam hidup tentu saja kita selalu digoda oleh setan, tapi tergantung kita akan bertahan atau terjerumus. Agar tidak tergoda, kita harus senantiasa mendekatkan diri pada Tuhan, Sang sumber kekuatan dan kehidupan sejati (˘ʃƪ˘).
Setelah itu, kita sharing pengalaman pribadi kita yang berkaitan dengan games tersebut. Dalam kelompok, Pandu dan aku yang kena jatah mensharekan pengalaman kita.
Seusai sharing, tiap kelompok wajib membuat yel-yel untuk persiapan outbond besok.

 
Waktunya pulang dan aku kembali jadi cah ilang (˘_˘"). Untung di depan gereja ketemu sama Safio, teman semobil. Ternyata, di dalam mobil, Suster wilayah dan Mbak Warih kebingungan nyariin aku dan Safio, hahaha (`´)-σ.
Kembali ke keluarga live in. Gosok gigi, cuci tangan, kaki, dan muka. Berdoa. Tidur.
Oke, hari pertama selesai, dan cukup berkesan
.

\(‾‾\) \(´`)/ (/‾‾)/   Hari kedua   \(‾‾\) \(´`)/ (/‾‾)/
Aku bangun jam 04.00. Tidurku sedikit kurang nyenyak. Jam 04.30 aku mandi, dan sekitar setengah jam kemudian baru selesai, hehehe. Setelah kami siap, kami sarapan dan berbincang-bincang dengan tuan rumah. Pukul 06.30, kami dijemput menuju Gereja Brayat Minulya untuk misa harian. Khotbah Romonya lucu :D
 
Setelah misa, kami sarapan di belakang gereja, dan lagi-lagi aku jadi cah ilang, ckck. Tapi, tenang, kan ketemu Mas Angga, Abi, dan Sanjaya lagi, hehe. Teman yang setia, hahaha :D.
Mari kita menuju Padepokan Bagong Kussudiardja. Dengan naik mobil, kita meluncur ke daerah Bantul sanaaaaa.. Sesampainya di sana, kita langsung disambut oleh visualisasi dan tarian pembuka.
Setelah itu snack, lalu Outbond dengan tema “Duc in Altum” (Tinggal dalam Kristus dan berbuah) ƪ(ˆˆ)ʃ.
 
Pos 1
Jesus wanna be.. (Siapa Yesus bagiku..??)
Di pos ini, kami anggota kelompok HOSEA berusaha menyusun puzzle dengan keheningan, dengan kontak mata saja.  Setelah jadi, kami diminta untuk menuliskan dalam secarik kertas sebuah refleksi.

1.)    Perasaanku menyusun puzzle dalam keheningan, jadi lebih berkonsentrasi. Belajar
sabar juga menunggu giliran menempelkan potongan gambar.
2.) Gambar yang terbentuk adalah Yesus, Sang Gembala Utama.
3.) “Siapakah Yesus bagiku”. Bagiku, Yesus adalah kakakku. Sebab Ia menjadi
       teladanku dan sumber semangatku.
Makna: Kita hanya dapat menemukan Yesus dalam keheningan. Yesus adalah Gembala yang menuntun kita domba-domba-Nya. Dan Yesus sebenarnya adalah segalanya bagi kita.
Pos 2
Ranjau Cinta (Mengenal Jejak Tuhan Yesus dalam diriku)

Di sini kita belajar mendengarkan suara hati dengan melangkah di kotak-kotak yang telah disediakan. Diharapkan suara hati kita benar dan dapat menuntun kita menuju pada Yesus.

Yang salah melangkah akan diberi kartu merah dan yang benar diberi kartu berwarna kuning. Keduanya berisi perilaku baik (kuning) dan buruk (merah). Tujuannya adalah kita mendapatkan banyak kartu kuning dan jika bisa tak perlu mendapatkan kartu merah.
Saya mendapat dua kartu kuning dan empat kartu merah. (“Welah, piye iki malah akeh sing abang (˘_˘"). Setelah itu, tentunya kita berefleksi.
Bunyinya, antara lain:
-Kartu kuning
1.) Mengikuti Perayaan Ekaristi dengan sungguh-sungguh (“Wah, bener banget ini, hehe
”).
2.) Tidak pilih-pilih dalam berteman (“Asal udah tahu kalau baik, pasti ga pilih-pilih, deh”).
-Kartu merah
1.) Kalau minta sesuatu harus dituruti (“Salah besar. Aku selalu lihat situasi dan kondisi
”).
2.) Kegagalan membuat patah semangat dan tidak mau berusaha lagi (“Ya, sedikit ada benarnya juga
L”).
3.) Mencontek teman pada saat ulangan (“Hehe, benar. Tapi, itu dulu. Uniknya, aku mendapatkan dua kartu merah khusus perilaku yang ini
”).
Makna : Diharapkan kita lebih peka mendengarkan suara hati, tak perlu mendengarkan kata orang. Karena suara hati selalu menuntun kita ke jalan yang benar.

Pos 3
Aku ingin dekat dengan Yesus
Pos ini dibagi menjadi dua bagian. Tentu saja sebelumnya, kita meneriakkan yel-yel kelompok. Pertama adalah berjalan mendaki Gunung Sempu sambil memegang pundak teman di depannya membentuk kereta dengan mata tertutup slayer. Namun, teman yang berjalan paling depan tidak ditutup matanya dan bertanggung jawab atas keberhasilan dan keselamatan kawan kelompoknya dalam mendaki. Kebetulan, yang menjadi koordinator kali ini adalah Pandu. Sambil mendaki, kita menyanyikan lagu Aku Cinta Yesus dalam versi bahasa Inggris (I Love You Jesus) dan bahasa Jawa (Aku Tresna Yesus).
 
Sesampainya di pos pergantian, kami ceritanya memanggul salib (Aduh, tapi ini salibnya kecil sekali, sama aja kita ga ngerasain apa-apa..).
 
Perjalanan naik sangat melelahkan, membuat gerah, keringat mengucur deras karena cuaca sangat terik. Sesampainya di atas, kami dipersilahkan beristirahat sebentar sambil berefleksi di bawah pohon yang rindang.
Makna : Dari kedua games ini, kita merasakan lebih dekat dengan Kristus, merasakan betapa sengsaranya Tuhan Yesus memanggul salib ke Bukit Golgota. Panas dan lelah, kelompok HOSEA berhasil sampai atas tanpa mengeluh. Selain itu, kami melatih memberi kepercayaan pada koordinator. 
 (Ini slayer punya Dami yang penuh tanda tangan peserta KEK II KAS kategori anak & remaja)

Pos 4
Ndherek Gusti Yesus nganti tekaning pati
Perjalanan berlanjut keliling komplek Gereja Salib Suci, Gunung Sempu. Games kali ini berada di medan yang beresiko, karena kanan-kiri adalah jurang. Di pos ini, Pandu kembali bertindak menjadi koordinator yag bertugas untuk “lompat-lompat” dan kita anggota kelompok sisanya melingkar mengelilingi Pandu tapi tidak saling berhadap-hadapan. Kita diikat oleh tali yang melingkar dan tugas kami adalah mengumpulkan kertas-kertas warna yang disebar panitia. Kami saling kerjasama dan bergantian untuk menjadi penunjuk arah. Ini games yang sangat menguras tenaga dan tentunya keringat. 
 
Setelah berhasil menyelesaikan games ini, kami turun untuk mencari tempat refleksi yang enak. Eh, kita bukannya berefleksi tapi malah mendengarkan Fr.Yayan dan Sandy sharing  tentang panggilan Yesus (Sandy ingin menjadi seorang pastor, maka tahun ini ia masuk Seminari Mertoyudan).
Makna : Kita mengikuti Yesus sampai mati, tak peduli segala halangan, rintangan, serta resikonya.
Sekarang, adalah waktunya makan siang. Banyak cerita menarik di sini J Aku selalu saja dipoyoki dengan Mas Angga oleh teman sekelompok, Sr.Desideria, CB dan Fr.Yayan (˘_˘") (nyebelin, aku ga tau sebabnya apa). Pokoknya, aku gagal memimpin doa setelah makan karena geli tak bisa berhenti tertawa karena terus-menerus dipoyoki. Untung, Fr.Yayan berbaik hati menggantikan aku untuk memimpin doa karena tidak tega, hehehe. (Thank you, Frater (`˘˘)-c<´`“)
Pos 5 dan 6
So what gitu loh..
Di Pos 5, kami membasuh tangan, kaki, dan wajah kita dengan air dari Sumur Yakub. Wah, segarnya :D.
 
Di Pos 6, kita menonton tiga film.
1.) Film 1 : Love 2008
2.) Film 2 :Chicken ala Charte
3.) Film 3 : Forrest Bumpy
Setelah itu, kita kembali berefleksi.
Bagiku, yang paling berkesan adalah film ke-2. Dari film ini, kami belajar untuk lebih menghargai makanan karena masih banyak saudara-saudara kita di luar sana, yang masih kesulitan pangan dan menderita kelaparan. (Aku janji ga akan buang-buang makanan lagi).

Pos 7
Pisungsung kagem Gusti Yesus
Nah, di sini kita diajak Romo Gunawan untuk berjalan ke area Salib Suci berdiri dan patung pieta (patung Tuhan Yesus di pangkuan Maria sesaat setelah diturunkan dari salib) berada dalam hening. Di atas patung pieta tertulis, “Sami-sami wanita Sang Dewi pinuji piyambak” dengan aksara Jawa. 
 
Di sini, Romo meminta kita menulis di dua kertas origami yang sudah dibagikan panitia, “Niat-niat saya setelah mengikuti KEK II KAS tanggal 22-24 Juni 2012, yaitu..”
-Keluarga
menjadi lebih peka, membantu orang tua membersihkan rumah (menyapu, mencuci piring setelah makan, merapikan tempat tidur, dan sebagainya).
-Gereja
lebih aktif dalam kegiatan kegerejaan (lektor, mazmur, dan sebagainya).
-Diri Sendiri
mengikuti perayaan ekaristi dengan sungguh-sungguh dari awal sampai akhir.
Setelah selesai, Romo meminta kami menyalin tulisan kita sama persis pada kertas origami lainnya, lalu menempelkannya di papan.
 
Sesudahnya, jam bebas, kita semua saling minta tanda tangan, nomor handphone, alamat facebook dan twitter, dan berfoto bersama J (Hayo, nomor hape sapa, hayo (¬-̮¬).
Sampai di tempat live in, aku langsung menyambar handuk dan mandi. Keramas, keramas.. Setelah mandi, tiba-tiba langsung dijemput (“wah, kesuwen adus iki (˘_˘").
Kita menuju ke halaman belakang Gereja Brayat Minulya. Tepat  jam 19.00 acara dimulai. Wah, asyik ini, bisa duduk bareng Mas Angga, Abi, dan Sanjaya, hehehe :D Acaranya nyanyi-nyanyi dan nonton film. Wah, lagunya jadi heboh banget karena dinyanyiin sama Mas Angga, Abi, Sanjaya, dkk :3.
“Aku cinta dia..Aku sayang dia..Sebut saja nama Yesus, Yesus, Yesus..Sebut saja nama Yesus, Yesus, Yesus..Sebut saja nama Yesus, Yesus, Yesus..
Yesus, Yesus, Yesus, Yesus, yes, yes..Yesus, Yesus, Yesus, Yesus, waw, waw..Dialah kekasihku.” (•ˆˆ•)° • · ·♥ JESUS ♥· · • °(з´`ε).
 
Setelah acara ngeteh, waktunya adorasi ekaristi. Kira-kira saat itu jarum jam menunjukkan angka 21.00. Kita beriringan dengan tertib dan hening menuju ke gedung Gereja Brayat Minulya. Adorasi berjalan sekitar satu jam. Setelah itu, waktunya pulang dan tidur..
Oke, ini hari kedua dan amat, amat, sangat berkesan :D.

(~‾
‾)~~(‾‾~)(~‾‾)~~(‾‾~)   Hari ketiga   (~‾‾)~~(‾‾~)(~‾‾)~~(‾‾~)
Hari ini aku rajin banget. Bangun jam 03.30 dan jam 04.00 udah mandi. Takut telat, karena jam 06.00 kita udah dijemput untuk transit ke Gereja Brayat Minulya lalu ke Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus, Ganjuran. Setelah berkemas, kita pamit sama bu Sunarni sekeluarga. Kami sangat berterima kasih boleh menumpang di rumahnya dan minta maaf udah sangat merepotkan. Setelah berpamitan, kami dijemput, cusssss..
Sampai di Gereja Brayat Minulya, kita lagi-lagi jadi yang pertama kali sampai (“kerajinen po piye to?”). Katanya jam maksimal jam 06.30 sampai, eh, tapi ternyata jam 07.00 baru berangkat, wah ngapusi iki ;).
Dalam perjalanan ke Ganjuran, aku mulai nggalau (“weseh”(¬-̮¬). Aku mulai mereplay segala moment  tiga hari dua malam ini J. Segalanya.. Aku ga rela harus pisah sama Mas Angga dan Sanjaya, dkk  Щ(º̩̩́Дº̩̩̀щ), (kalau Abi sih, aku satu sekolah). Mereka semua “sesuatu” ee (˘̩̩̩.˘̩ƪ).
Pertama-tama, kita peserta KEK II KAS kategori anak dan remaja menitipkan tas di SMP Kanisius Bambanglipura, sedangkan kategori OMK menitipkan tasnya di SMA Stella Duce.
Sampai di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus, Ganjuran, aku kaget setengah mati..ga nyangka bakalan seramai ini : o langsung inget, namanya juga Kongres Ekaristi Keuskupan og, neg ramai ya wajar.
Aku langsung nyari-nyari Mas Agung sama Pak Djoko Bing..Wuaduh, susah banget, saking ramenya..ckck.. ~("O"~) (~"O")~. Untung Mas Agung dan Pak Djoko Bing ngliat aku njuk ngawe-awe, hahaha..
Selama ekaristi puncak sekaligus penutupan KEK II KAS ini, lagu-lagu yang dipakai semua gaya Jawa dan pakai iringan gamelan juga. Njogjani banget, TOP deh!! (y).
 
 


 
Saat mau ambil tas di SMP Kanisius Bambanglipura, aku ketemu Mas Angga. Hmm, di situ aku pamit dan nyampaiin terima kasihku sama dia udah mau jadi kawan yang solid selama live in. Pokoknya, aku ga bakal lupain kebaikan dia, Abi, Sanjaya, dkk ya walau mereka narsisnya ra nguati, hebohnya ga ketulungan. Setelah jabat tangan dan sedikit ungkapan perpisahan (´._.`)\('́'̀ ), aku lanjut ambil tas. 
Pas balik ke komplek HKTY Ganjuran, kita utusan Paroki Kumetiran foto bareng dulu sama Uskup Agung Semarang, Mgr. Pujasumarta, Pr.


Dari kiri ke kanan: Mas Agung, Pak Djoko Bing, Uskup Agung KAS, Kak Rica, Puan, Nikkita, "tanpa Bening nih, ngilang sih dia")
Hahaha, sepertinya, sesampai di Jogja, aku akan kangen sama mereka semua (ʃƪ'') (´`) - c<ˇ εˇ) (" ˆˆ>ԅ(ˆˆԅ).

Rasanya, aku pengen ikut KEK III KAS, empat tahun lagi, dan semoga bisa bertemu mereka lagi (۳˚Д˚)۳.
Eh, selesai KEK, Fr.Yayan malah operasi pengangkatan tumor jinak di kepalanyaL. Get well soon, Frater. Kami selalu mendoakanmu(˘ʃƪ˘).

            Pokoknya, acara seperti KEK KAS ini harus tetap berlanjut. Kegiatannya sangat bermanfaat dan penuh makna. Motto live in KEK II KAS juga sangat cocok setelah diterapkan, “I come, I live in, I learn to do and to feel. So, I really know and understand: Who I am and who you are. But, above all things, we are the members of a big family: the members of one GOD.”
(“Saya datang, saya hidup di dalamnya, saya belajar berbuat dan merasakan. Maka, saya benar-benar mengetahui dan mengerti: Siapa diriku dan siapa dirimu. Tetapi, di atas segala-galanya, kita adalah anggota satu keluarga besar: anggota satu ALLAH”).

            Yang saya dapat dari KEK II KAS ini antara lain, makna ekaristi yang sesungguhnya, keluarga angkat yang baik, teman-teman yang solid
(˛•̃ •̃)/\(•̃ •̃¸).
Ini ceritaku, apa ceritamu? ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ "̮
° • · · τнänk чöü · · • °
Ini komik KEK
*just for fun