Jumat, 30 Oktober 2009

Konferensi Anak BOBO 2009


"Save My Food, My Healthy Food"
 

Saat aku masih duduk di kelas 6 SD...
“Kak, Majalah BOBO ngadain lagi nih Konferensi Anak BOBO yang ke-9. Ikutan gih, lumayan lho bisa ajak Mama ke Jakarta gratis!” seru Mamaku.
“Iya deh, Ma. Nikkita coba, siapa tahu terpilih. Hehehe...” ujarku.
“Kamu tinggal pilih salah satu tema, Kak, mau cerita tentang apa:
1. Menceritakan makanan yang dikonsumsi kalian sehari-hari
2. Makanan khas di daerah tempat tinggal kalian
3. Makanan yang kalian sukai
            “Aku pilih topik yang tentang makanan khas tempat tinggal kita aja deh, Ma. Berhubung kita orang Jogja, aku mau cerita tentang Gudeg ah...”
            Okelah kalau begitu. Nanti Mama periksa, kamu mulai aja sekarang, mumpung ada waktu luang.”
            Sipp deh, Ma!”
            Dan, aku pun mulai menulis. Karya tulisku itu berjudul, “Gudeg, Makanan Khas Daerahku, Yogyakarta.”
            Sekilas Info...
Konferensi Anak BOBO adalah sebuah konferensi dimana pesertanya berjumlah 36 anak yang terdiri dari siswa-siswi di seluruh Indonesia yang duduk di kelas 4-6 SD. Di sana, peserta akan dikarantina, berpisah dengan keluarga selama kurang lebih lima hari untuk melatih kemandirian mereka. Dimana ada Konferensi, tentu saja selalu menghasilkan sebuah deklarasi. Deklarasi Konferensi Anak BOBO inilah yang menjadi tujuan diadakan acara ini.      
Setelah menyelesaikan karya tulisku, aku pun memberikannya kepada Mama untuk diperiksa dan akhirnya dikirimkan. Oh ya, selama proses pengerjaan, aku juga melakukan wawancara pada para penjual gudeg di kawasan Sentra Makanan Khas Gudeg, Wijilan. Papaku berperan sebagai fotografer, memotret segala aktivitas para penjual gudeg di daerah tersebut.
Saat itu, sepulang les...
“Nak! Kamu terpilih jadi delegasi Konferensi Anak BOBO 2009!” teriak Mamaku.
Hah?! Yang benar saja, Ma?” ujarku setengah tidak percaya.
Iyalah, masa Mama bohong? Tadi saat kamu les, Mama ditelepon oleh Redaksi Majalah BOBO bahwa karya tulismu diterima.”
Wow..gila..akhirnya bisa ngajak Mama jalan-jalan ke Jakarta pakai usaha sendiri nih..”
“Iya, makasi lho, Nak.” ujar Mamaku seraya mengecup dahiku, memberi selamat.

 
Keesokan harinya, aku pamit pada Kepala Sekolah SDku, Bapak Hr. Klidiatmoko.
Ehhh..ga disangka, malah disangoni! Rp 100.000,00.. lumayan, Rek..

Hari Jumat, 23 Oktober 2009, aku dan Mamaku berangkat ke Jakarta dengan kereta api Taksaka pukul 10.00 WIB. Kira-kira, aku sampai di Stasiun Gambir, Jakarta, pukul 18.00. Aku pun dijemput oleh sopir Oomku, untuk diantar ke rumah Mbahku.

Hari pertama
Pisah Sama Mama :’(
Minggu, 25 Oktober 2009, sepulang gereja, aku dan Mamaku diantar Om-ku ke Wisma PKK Melati Jaya, JL. Kebagusan Raya Jakarta-Selatan. Nantinya, Wisma ini akan menjadi tempat karantina peserta Konferensi Anak BOBO 2009. Sedangkan orang tua peserta akan menginap di Wisma Makara UI, Depok. Yang diberi fasilitas penginapan hanya para orang tua peserta yang berasal dari luar Jabodetabek. Perlu diingat, semua biaya akomodasi pesera, mulai dari transportasi, penginapan, makanan, dan sebagainya, semua GRATIS.
Mengikuti konferensi ini adalah sebuah kesempatan emas, kesempatan langka!
Dari 1030 anak yang mengirimkan karya tulisnya ke Redaksi Majalah BOBO, hanya 36 anak terpilih yang akan mengikuti konferensi ini.
 
“Anak-anak  yang terpilih merupakan anak-anak yang tulisannya tidak bertele-tele, panjangnya cukup, tapi mengena. Anak-anak seperti ini kami anggap mampu bicara di depan dan bisa mengutarakan pikirannya. Isi tulisannya pun mencakup topik yang kami ajukan,” terang Ibu Kussusani, Pemimpin Redaksi Majalah Bobo.
Di hari pertama ini, setelah pengarahan untuk orang tua dan delegasi serta penyelesaian administrasi, aku harus berpisah dengan Mamaku. Huhuhu...awalnya sedikit menitikkan air mata, tapi ya sebentar lagi juga udah ketawa...hehehe
 
 
            Oh ya, aku sekamar dengan peserta dari Garut, Jawa Barat. Namanya Sandra Dwi Rahmandita. Ada suka-dukanya sih sekamar sama dia. Orangnya agak penakut, aku jadi susah tidur karena dia ga berani kalau lampu kamarnya dimatiin. Ihhh..sebel banget!!! Aku pula yang jadi alarm untuknya tiap pagi. Walaupun di sebelah telinganya persis ada handphone yang alarmnya nyala, ga juga ni orang bangun, ckck..
Enaknya, Sandra orangnya ramah, baik, lucu gitu deh, hehehe.

Tapi, sempat juga aku dan Sandra diem-dieman karena sebuah kesalahpahaman. Marahannya cuma sejam paling, kan ga enak sekamar kalau lagi marahan.
Setelah makan malam, peserta akan diberi pembekalan, berupa teknik bertanya, mendengarkan, berbicara, menuliskan harapan, dan menjawab pertanyaan. Di sini, dari 36 peserta dibagi jadi tiga kelompok. Aduh, aku lupa siapa aja tentor di masing-masing kelompok. Tapi, dijamin, di sini Bapak-bapaknya asyik-asyik, lucu-lucu, ramah-ramah, sampai pas perpisahan aja aku nangis e.
Sekitar pukul 21.30, peserta dikumpulkan di auditorium utama untuk persiapan upacara pembukaan besok pagi. Aduh, ngantuk banget, capek, eh malah ada gladi kotor segala! Ya udah deh, gapapa, ini kesempatan langka! Jangan sia-siain dengan mengeluh. Tidur malam pukul 22.30, hoammm..tunggu ceritaku besok pagi, sekarang saya akan tidur. Selamat malam. Hehehe 

Hari kedua
Kuliah Sama Profesor :D




Kriiiing..kriiing..” alarm dari handphone Sandra bunyi. Hoammm..masih jam 04.00..jam 05.00 kita harus turun ke taman untuk senam pagi, jadi masih ada satu jam untuk bersih-bersih tempat tidur.
Jam 05.00 seperti yang aku bilang tadi, Kak Selvy, pendamping Kelompok 6, membuka kunci pintu kamar. Maklum, di hari pertama, kita dikunci dari luar. Turun pakai lift, dan sampailah di taman. Ternyata di Jakarta masih ada tempat yang segar seperti ini (mungkin karena masih pagi).
                        Setelah senam, kembali ke kamar masing-masing untuk mandi. Aku puji fasilitas-fasilitas di wisma ini. Kamar mandi lengkap, ada bath tub, shower, wastafel, cermin, dan sebagainya. Kamar juga ada ACnya, tempat tidur juga ada dua, rak handuk, almari, meja kerja ada dua, televisi, dan dilengkapi balkon pula. Top markotop! Kayak hotel malah.
                        Setelah sarapan, jam 06.30 kita siap untuk berangkat ke Gedung Kompas Gramedia untuk Opening Ceremony Konferensi Anak BOBO 2009. Perjalanan naik bus. Bagi yang suka mabok, ada Antimo yang siap menemani. Perut masing-masing delegasi juga diolesi minyak kayu putih.
Selama perjalanan semua delegasi ceria. Ga ada yang mabok (syukurlah..). Kita seru-seruan bikin video untuk kenang-kenangan. Yang ga enak, perjalanan macet! Namanya juga Jakarta..hmm..kalau ga macet malah wagu.
Ternyata..oh..ternyata.. Di sana para orang tua delegasi juga ikut. Hore! Ketemu Mama! (ketahuan dehanak mami”). Setelah melepas kangen (halah, sehari aja udah kangen..dasar Nikkita..), delegasi diajak untuk gladi bersih opening ceremony. Setelah gladi bersih, ya..upacara pembukaan yang aslinya lah.
Aduh! Lama sekali upacaranya! Dua setengah jam! Bayangkan, bosan sekali aku ini. Ckckck.. untung setelah itu, makan siang..ku akui, aku sangat lapar..(buka aib).
 opening konfa2009
Wah, setelah makan siang, pisah lagi deh sama Mamaku. Daghhh, Ma. Besok kita ketemu di DUFAN, empat hari lagi. Jangan kangen aku ya! Hehehe..
Waktunya para delegasi untuk kuliah.
Kuliah pertama bareng Prof. Anton Suwanto. Kita ngomongin tentang bakteri jahat dan bakteri baik, jenis-jenis bakteri, barang-barang sumber bakteri, dan sebagainya.
 
Kuliah kedua, materinya tentang Higienitas Makanan. Gurunya Prof. FG Winarno. Beliau ini ilmuwan lho. Ahli pangan, mantan Ketua CODEX FAO, Direktur International Dairy Federation, dan Rektor Atmajaya. Wah, diajar sama profesor itu, sesuatu banget deh!
            Setelah itu, kuliah ketiga, tentang Ilmu Pangan. Gurunya tetep sama, Profesor Win. Saat sesi tanya-jawab, blas aku ra konsen. Ngantuk sekali, di bawah AC. Setelah itu, dilanjutkan dengan foto bersama. Kalau foto sih, dimana-mana aku ga bakal ngantuk, hahaha.


delegasi konfa2009 -01              
Asyik, akhirnya balik juga ke wisma! Saking ngantuknya, selama perjalanan aku tidur pulas di bahunya Kak Selvy. Sesampainya di wisma, langsung ke kamar masing-masing, istirahat. Setelah itu makan malam dan dilanjutkan dengan diskusi pembekalan materi seperti kemarin, hanya saja yang dibahas tentang kuliah siang tadi.
Setelah itu, tentunya, tidur. Kali ini pukul 21.00..tunggu ceritaku esok hari ya..Bye..


Hari Ketiga
Detektif Keracunan dan Berburu Harta Karun ;)

Kriiing..Kriiing..” alarmnya Sandra bunyi lagi, tapi pasti aku duluan yang bangun deh. Kali ini jam setengah lima. Tidak ada senam, langsung mandi. Kalau Sandra sih sholat dulu. Kita harus berangkat lebih pagi daripada kemarin, karena hari ini kita akan ke Bogor. Asyik! Adem bener...hujan terus soalnya..
Oke, tepat jam 06.00, kita semua berangkat!
Tujuan kita yang pertama adalah laboratorium makanan M-BRIO. Ini laboratorium milik Prof. FG. Winarno lho. Sugih tenan! Hehe.. di sana, kita persis kayak ilmuwan deh, wajib pakai jas kayak mahasiswa kedokteran itu, pakai sarung tangan, dan masker pula. Delegasi dibagi menjadi beberapa kelompok. Nama kegiatannya adalah Food Project Assigment (Proyek Doktor Makanan). Ada yang membuat teh dari mlinjo, ada yang membuat yoghurt, ada yang melihat bakteri-bakteri yang ada di tangannya, dan sebagainya. Aku sih, jadi detektif. Kayak Conan gitu deh, cuma di sini kita memecahkan kasus “keracunan.”


Di sini pula, untuk pertama kalinya, aku menggunakan mikroskop. Canggih men! (ndeso..sekarang sih biasa karena yang diliat objek yang diawetkan. Tapi kalau di sana, kita lihat bakteri yang jalan-jalan gitu..ihhh).
Setelah proyek selesai, para delegasi mencicipi aneka jajanan sehat yang telah disediakan. Kita juga mendapat kenang-kenangan, berupa tabung reaksi kecil dan tas M-BRIO. Terima kasih, Profesor Win.
Pukul 10.00, delegasi melanjutkan perjalanan ke Hutan CIFOR (Center for International Forestry Research). Ini adalah suatu kawasan hutan buatan yang dijadikan pusat riset kehutanan internasional. Hebat! Indonesia punya tempat kayak beginian. Ini bisa dijadikan salah satu tempat untuk study tour lho (promosi). Tempatnya sejuk (namanya juga hutan, paru-paru dunia), lapang, bersih, enak deh pokoknya! Dijamin!
Enaknya, ya foto-foto dulu di depan kantor CIFOR ini. Setelah itu, delegasi dibagi menjadi beberapa kelompok seperti biasa. Nama pendamping kelompokku Bu Rini. Orangnya ramah sekali, cantik pula.      

 
Makan siang dulu, sebelum kita berburu harta karun di hutan. Kita bisa pilih, mau makan di ruangan yang ada ACnya (tapi dindingnya dari kaca, jadi enak masih bisa melihat suasana di luar) atau di luar (di taman, yang tetap sejuk pastinya). Aku pilih di dalam aja deh, karena aku udah posisi wuenak. Males pindah-pindah lagi. Eh, tapi ternyata pilihanku benar. Tiba-tiba di luar hujan, jadi yang makan di luar terpaksa masuk deh.
                        Setelah hujan reda, seperi yang kukatakan tadi, kita akan berburu harta karun! Sudah dapat ditebak, ini kegiatan paling seru deh pokoknya! Para delegasi diajak untuk menyusuri hutan untuk berburu harta karun berupa makanan olahan dari buah atau buah aslinya malah. Kita juga dibekali peta kok, jadi tenang saja, kita tidak akan tersesat, kan ada Bu Rini.
Lumayan, dapat beberapa daging durian..wow, nikmatnya tak tertahankan! 

 
Setelah itu, ada drama dan sulap dari panitia yang mengundang gelak tawa para delegasi. Tapi, aku sendiri lupa ceritanya tentang apa, yang pasti ada nenek sihirnya gitu.
Delegasi dikumpulkan di sebuah ruangan yang luas sekali (malah mirip ruang pertemuan di hotel, hanya kita akan duduk lesehan). Sambil minum coctail dan makan kacang rebus, kita kembali berdiskusi tentang pembekalan materi selama berada di CIFOR. Seperti, kegunaan hutan, macam-macam hasil hutan dan khasiatnya untuk kesehatan, dan lain-lain.

Setelah diselingi istirahat sekitar setengah jam, para delegasi kembali berdiskusi, tapi kali ini tentang ilmu pangan, kuliah yang diberikan oleh Profesor Win.
Wah, inilah yang saya tunggu-tunggu!
Barbequ-an di pinggir kolam renang! So sweet sekali! Aduh, malah kayak acara orang dewasa aja, hahaha.
Menunya tentu ada daging sapi yang dipanggang, tapi bagi yang ga suka ada kok gurameh bakar, jagung bakar, dan sebagainya.
Setelah makan, kita akan pulang. Tapi, untuk menuju ke parkiran bus, gila, suasana gelap sekali, karena kita harus menyusuri hutan. Senter ga terlalu menolong karena pohonnya lebat-lebat, rimbun sekali.

Sampai di Wisma Melati, saya langsung tidur ga bilang-bilang..bye..tunggu kelanjutan ceritanya..


Hari keempat
Yah, ga ke Mekar Sarinya ternyata 
Kriiing..Kriiing..” aduh, alarmnya bunyi lagi..
Oke, kita akan ke Mekar Sari..Asyik!!!
Tetapi, kegembiraanku lenyap karena ternyata yang akan kita kunjungi bukan taman buah seperti yang kita lihat di televisi..tapi..Pabrik AQUA..
Mendengar kata “pabrik” sudah pasti mboseni. Wah..
Tapi, gapapa lah, ini adalah hari terakhir belajar kok, besok kita udah wisata beneran
J


Untung cuma sebentar, hanya sekitar dua jam kita berada di Pabrik AQUA. Seperti yang sudah kubilang, pabrik bagi sebagian besar orang merupakan tempat yang membosankan. Apalagi ditambah terlalu banyak aturan dan larangan tentu saja. Seperti harus menggunakan sepatu saat di pabrik (aku gatau alasannya apa), harus berbaris dua-dua menyusuri tempat pejalan kaki agar tidak tertabrak kendaraan pabrik yang lalu lalang, tidak boleh memotret (mungkin demi menjaga rahasia perusahaan agar tidak dicontoh perusahaan lain), dan sebagainya.
Namun, di sini pun aku juga mendapat banyak ilmu, tentunya yang berkaitan dengan air. Di sini, para delegasi ditunjukkan sumber mata air AQUA, proses awal sampai dengan pengemasan, dan sebagainya. Tidak hanya membicarakan airnya saja, tapi delegasi juga diajak untuk membahas galon atau pun botol AQUA.
Setelah menuntaskan berkeliling Pabrik AQUA, peserta kembali ke Wisma Melati. Makan siang lalu penyusunan deklarasi. Di sini, aku terpilih untuk membacakan satu dari tujuh sub-judul deklarasi. Sub-judulnya berbunyi, “Aku Tahu Cara Memilih Makanan Sehat, yaitu..”
Sesudah istirahat, para delegasi disuruh untuk membuat doa untuk upacara puncak esok hari. Dari 36 doa, terpilih satu doa, yaitu doa karangan Vitha, delegasi asal Piyungan.
Lalu, bagi yang terpilih sebagai pembaca deklarasi, doa, maupun perwakilan karya tulis (kali ini Rangga, delegasi asal Klaten, yang karya tulisnya berjudul Gethuk Buatan Mbah Ti) diberikan waktu untuk latihan.
Dan, setelah makan malam, inilah sesi yang paling kubenci! Perpisahan dengan para pengajar! Huhuhu.. aku teringat pada semua yang telah kita lewati bersama-sama selama empat hari ini. Senda gurau, gelak tawa, serius sampai dahi berkerut, dan lainnya. Sebagian delegasi menangis, terutama yang cewek-cewek. Setelah itu para delegasi disuruh membuat refleksi dan membuat komik tentang perjalanan kita selama mengikuti Konferensi Anak BOBO 2009 ini.


Setelah itu..tidur dulu ya..tunggu ceritaku besok pagi..

Hari kelima
Dunia Fantasi..Aku datang!
J

Kriiing..Kriiing..” haha, alarmnya bunyi lagi.. Selamat pagi dunia, hari ini adalah hari terakhir aku jadi delegasi Konferensi Anak BOBO 2009.
Hari ini, kita semua akan ke Hotel Santika untuk acara puncak, cihuy!
Kita duduk di panggung yang ada meja dan kursinya, persis kayak yang ada di Gedung DPR gitu, menghadap ke penonton. Akhirnya, ketemu Mama
J hahaha
 

            Paling menarik nih, pas Rangga mbacain karya tulisnya yang berjudul Gethuk Buatan Mbah Ti. Wah, udah ceritanya lucu ditambah lagunya lagi..
            “Gethuk asale saka tela. Mata ngantuk iku tambane apa?
            Gethuk asale saka tela. Yen ra kapethuk atine dadi gela.
            Aja ngono, Mas..aja, aja ngono...”
Apalagi ditambah alunan gitar Kak Jubing Kristanto
J
Di sini, selain membacakan, perwakilan dari delegasi (termasuk aku) akan menyerahkan deklarasi tersebut kepada mantan Menteri Riset dan Teknologi, Bapak Kusmayanto Kadiman. 
 
DEKLARASI KONFERENSI ANAK BOBO 2009


Aku Tahu Makanan Sehat adalah :
• Makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna
• Aman dikonsumsi untuk membantu pertumbuhan tubuhku

Aku Tahu Cara Memilih Makanan Sehat, yaitu:
• Dengan melihat komposisi yang terdapat pada makanan tersebut.
• Dengan melihat batas tanggal kadaluarsa.
• Memilih gizi yang baik dan cukup untuk kebutuhan tubuh.
• Memastikan warna makanan tidak mencolok
• Pewarna makanan sebaiknya bahan alami.
• Memilih sayuran dan buah-buahan yang segar dan tidak bau
• Lingkungan di tempat penjualan makanan bersih.
• Makanan mengandung bakteri baik bagi tubuh kita.
• Makanan tidak mengandung lemak jenuh.
• Makanan tidak dihinggapi lalat

Aku Tahu Manfaat Makanan Sehat adalah :
• Memberi nutrisi tubuh agar sehat dan kebal terhadap penyakit
• Membuat kuat dan cerdas
• Membantu pertumbuhan tulang dan otak
• Memudahkan kerja organ pencernaan, pernapasan dan peredaran darah
• Menghasilkan energi untuk beraktivitas
• Memperkuat daya tahan tubuh

Aku tahu ciri-ciri makanan sehat adalah :
• Memakai pewarna dan pengawet alami
• Segar, bersih, dan tidak dikerumuni lalat serta tidak berbau busuk
• Mengandung gizi yang cukup seperti karbohidrat, vitamin, mineral, protein, lemak, dan lain-lain
• Makanan yang dikemas dengan bersih
• Sumber makanan tidak diberi pestisida berlebihan
• Dijual sebelum kadaluwarsa
• Kemasan makanan tidak cacat
• Makanan mengandung bakteri baik yang belum mati
• Pabrik dan karyawannya bersih

Aku Tahu Makanan yang Aku Makan Belum Tentu Sehat karena :
• Mempunyai warna yang mencolok
• Gorengan memakai minyak sayur yang sudah hitam
• Menggunakan pengawet
• Menggunakan formalin
• Sayur dimasak terlalu mendidih sehingga vitamin berkurang
• Menggunakan MSG berlebihan
• Memakai boraks
• Air rebusan mie di sekolah tidak diganti air baru
• Saus atau kecap yang tidak bersih
• Dijual di tempat yang kotor
• Dijual di pinggir jalan yang dilewati kendaraan
• Tidak ditutupi tudung saji
• Diberi pestisida berlebihan saat ditanam

Janjiku pada Diri Sendiri
Aku berjanji :
• Akan menyebarkan manfaat acara ini pada teman-temanku
• Akan mencuci tangan sehabis melakukan aktifitas dan sebelum makan
• Tidak akan jajan sembarangan
• Selalu menjaga makananku
• Membawa bekal dari rumah daripada jajan sembarangan
• Tidak merusak tanaman yang bisa dimakan agar tidak habis untuk masa depan
• Akan melestarikan hutan, sawah, tanaman, dan sayuran agar masa depan kita terselamatkan
• Akan mengelola tumbuhan dan buah-buahan untuk membuat obat yang bermanfaat bagi manusia

Usulanku pada Lingkungan adalah :
• Kepada teman sekolah agar tidak jajan di luar sekolah
• Kepada Kepala Sekolah supaya menyeleksi jajanan di sekolah
• Kepada tetangga untuk menanam pohon dan apotik hidup
• Kepada para warga sebaiknya membuang sampah di tempat sampah
• Mencegah timbunan sampah di daerah dekat pasar
• Menanam pohon di daerah gersang
• Menanam sayuran yang sehat dan bergizi
• Supaya pabrik hanya membuat makanan dan minuman sehat dengan harga terjangkau
• Pemerintah menanam tanaman langka yang hampir punah



Kesempatan langkanya nih, kita bisa bertanya jawab seputar riset dan teknologi sama Pak Kusmayanto Kadiman ini. Aku saja dapat tanda tangannya, tapi bolpointku malah kebawa beliau. Hahaha.


Oh ya, upacara puncak ini juga dihadiri oleh Prof. FG Winarno (ahli pangan, mantan Ketua CODEX FAO, Direktur International Dairy Federation, Rektor Atmajaya), Prof. Cho (peneliti International of Center Research for Agro Forestry), Dr. Elizabeth Linda Yuliani (peneliti ekologi dari Center for International Forestry Research) dan Henny Supolo Sitepu MA (ahli pendidikan).

Nah, akhirnya, ke DUFAN untuk menyegarkan pikiran. Selama di DUFAN, aku ga gabung lagi sama teman-teman, tapi cuma jalan berdua sama Mama. Mulai dari masuk Istana Boneka, naik Alap-Alap (sejenis jet coaster), masuk Rumah Miring, naik Ontang-Anting, masuk Balada Kera, dan wahana-wahana seru lainnya.

 
 
 Setelah itu, delegasi tetap kembali ke Wisma Melati, sedangkan orang tua kembali ke Wisma Makara UI.

Esok hari, orang tua yang akan ke Wisma Melati untuk membantu anak-anaknya berkemas-kemas dan kembali ke kota asal.


Ini ceritamu, apa ceritamu?



Dengan menjadi salah satu delegasi Konferensi Anak BOBO 2009 yang mengambil tema Save My Food, My Healthy Food:
-bisa mengajak Mama ke Jakarta secara gratis. Paling tidak, ini dapat menjadi suatu cara menginspirasi teman-teman untuk menyenangkan hati orang tua
-menjadi contoh kemandirian bagi teman-teman dalam mengambil keputusan konsumsi pangan yang sehat dan melestarikannya
- dapat menyampaikan pendapat dan mendengarkan pendapat dengan baik, dan menjadi pemimpin bagi diri sendiri dan lingkungan
-menjadi agen perubahan bagi sebuah misi keamanan pangan dan kelestarian pangan bagi teman-temannya yang tidak mendapatkan kesempatan terpilih sebagai delegasi konferensi
- dapat memahami, menghayati dan mempraktikkan materi-materi yang telah diberikan para ilmuwan



1. Audra Shri Ranatika Sutista
Kelas, Sekolah : 5A, SD Namira
Alamat : Tasbi, Medan

2. Desak Putu Bunga Raditya. P
Kelas, Sekolah : 4, SDN 4 Mas
Alamat : Gianyar, Bali

3. Firsta Reynalda Az-Zahra
Kelas, Sekolah : 6 B, SDN Kowioha
Alamat : Wundulako Kolaka, Sulawesi Tenggara

4. M. Rafi
Kelas, Sekolah: 4, SDIT I’Aanatut Thalibiin
Alamat: Siak, Riau

5. Alyarosa Taqwaariva
Kelas, Sekolah: 6A, SDI Al-Azhar 21 Pontianak
Alamat: Pontianak, Kalimantan Barat

6. Anggi Maritsa Hanif
Kelas, Sekolah: 6, SDN 02 Amban
Alamat: Manokwari, Papua Barat

7. Dominikus Seso
Kelas, Sekolah: 6, SDK Maumere III
Alamat: Magepanda, Sikka, NTT

8. Ishmah Amrina
Kelas, Sekolah: 6, MIN Banda Aceh
Alamat: Banda Aceh, NAD

9. M. Daffa Al-Falah
Kelas, Sekolah: 6, SDIT Iqra 1 Bengkulu
Alamat: Kel. Sidomulyo, Bengkulu

10. Shofwa Muhimatunnisa
Kelas, Sekolah: 6, SD Negeri 1 Labuha
Alamat: Halmahera Selatan, Maluku Utara

11. Gabriel Angelia Bahari
Kelas, Sekolah: 4, SD Kristen Imanuel Situbondo
Alamat: Situbondo, Jawa Timur

12. Alfiena Puji Kusuma Dewanti
Kelas, Sekolah: 6 B, SDN Magetan
Alamat: Ngariboyo, Magetan, Jawa Timur

13. Fadricha Ayunira Gita Savitri
Kelas, Sekolah: 5B, SD Baleharjo II
Alamat: Pacitan, Jawa Timur

14. M. Marsa Ilmi
Kelas, Sekolah: 5A, SDN Jember Lor 3
Alamat: Jember, Jawa Timur

15. Ilham Mustofa Firdaus
Kelas, Sekolah: 5, SD Islam Kardina Massa
Alamat: Blitar, Jawa Timur


16. Muthia Fadhila Khairunnisa
Kelas, Sekolah: 4A, SD Islam At-Taqwa UI Rawamangun
Alamat: Duren Sawit, Sawah Barat, Jakarta Timur


17. Padmashanti Susanto
Kelas, Sekolah: 4B, SDK 2 BPK Penabur
Alamat: Kel. Duri Selatan, Kec. Tambora, Jakarta Barat

18. Adelia Ruby Firishta
Kelas, Sekolah: 6A, SDN Pondok Pinang 12 Pagi
Alamat: Komp. UIN, Ciputat

19. Audrey Fayeza Agatha
Kelas, Sekolah : 4A, SD Pembangunan Jaya
Alamat : Bintaro Jaya, Tangerang

20. Ruth Pinorsinta F. Sitinjak
Kelas, Sekolah : 6A, SD Regina Pacis Jakarta
Alamat : Pos Pengumben, Kebon Jeruk, Jakarta Barat

21. Zahra Fulli Fauza Addini
Kelas, Sekolah : 6, SD Istiqomah Bandung
Alamat : Jl. Ligar Jaya, Bandung

22. Sandra Dwi Rahmandhita
Kelas, Sekolah: 6, SDN Srimukti
Alamat: Sukamelang, Subang, Jawa Barat

23. Vega Dwi Nurani
Kelas, Sekolah: 5, SDN Lamping 3
Alamat: Kel. Jaya Mekar, Kec. Baros, Sukabumi

24. Fairuz Habibah Ramdhani
Kelas, Sekolah: 6B, SD Darul Hikam
Alamat: Jl. Suka Ati Permai II, Bandung

25. Muhammad Dadang Sapari
Kelas, Sekolah: 6B, SDN Sukaraja II
Alamat: Kel. Situ, Sumedang, Jawa Barat

26. Veronica Vitasari Embu-Worho
Kelas, Sekolah: 6, SDK Experimental Mangunan
Alamat: Piyungan, Bantul, Yogyakarta

27. Maria Nikita Mega Melati
Kelas, Sekolah: 6, SD Kanisius Wirobrajan 1
Alamat: Kec. Wirobrajan, DIY

28. Moreno Hakan Omar Nugraha
Kelas, Sekolah : 5, SD Muhammadiyah Mutihan
Alamat: Wates, Kulon Progo, Yogyakarta

29. Gabriel Owin Pamungkas Putra
Kelas, Sekolah: 5, SDN Monggang Bantul
Alamat: Sewon, Bantul, Yogyakarta

30. Fatima Vanessa
Kelas, Sekolah: 6B, SDI Diponegoro
Alamat: Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah

31. Dara Safira Mazaya
Kelas, Sekolah: 5B, SD Muhammadiyah 02 Bendan
Alamat: Jl. Teratai, Pekalongan

32. Anna Witani
Kelas, Sekolah: 6, SDN 07 Brebes
Alamat: Jl. Slamet, Brebes, Jawa Tengah

33. Kresna Bagas Setiawan
Kelas, Sekolah: 6B, SDI Al-Azhar 16 Cilacap
Alamat: Perum Taman Gading, Cilacap

34. Marcellius Rangga Candrika T.
Kelas, Sekolah: 5, SD Kanisius Murukan
Alamat: Ngering, Jogonalan, Klaten

35. Bernarda Rismarinni Pudyabrata
Kelas, Sekolah: 6, SD Pangudi Luhur St. Ignatius
Alamat: Muntilan, Magelang, Jawa Tengah

36. Merry Adenia
Kelas, Sekolah: 6, SDN Telaga Biru I RSBI
Alamat: Kel. Telaga Biru, Banjarmasin, Kalimantan Selatan


Saving Our Food, Our Healthy Food Begins With You !
Minggu 01 November 2009

Kusmayanto Kadiman
Save Our Food, Our Healthy Food adalah tagline yang digunakan selama acara Konferensi Anak yang digelar Majalah Bobo, Kompas Group dan didukung beberapa mitra dan sponsor. Puncak acara Konferensi Anak ini diselenggarakan Kamis 29 Oktober 2009 dengan menampilkan deklarasi 7 anak Indonesia mewakili 38 anak terpilih dari NTT sampai Sulut dan dari Papua sampai NAD. Inti dari deklarasi tersebut tidak lain adalah mengingatkan pentingnya ketersediaan pangan yang sehat bukan hanya untuk generasi sekarang juga bagi generasi mendatang. Dalam konferensi ini diadakan pula lomba mengarang. Salah satu karangan yang dibacakan berjudul “Gethuk buatan Mbah-ti” yang bercerita dengan ceria bahkan kocak tentang dua anak yang masing-masing bersikukuh akan pendapat bahwa makanan khas yang mereka bawa saat libur pulang kampung yaitu gethuk dan burger memiliki rasa lebih enak dan lebih sehat. Karangan tersebut ditutup dengan manis dengan lantunan sebuah lagu sambil didendangkan oleh sang pengarang cilik “Gethuk asale seko telo, wes sue ‘gak pethuk dadi gelo”.

Tafsir tagline ini adalah Selamatkan Makanan Kami, Makanan Kami Yang Sehat. Ini adalah pesan anak-anak Indonesia pada kita semua agar bijak dalam mengelola sumber daya alam yang berpotensi menjadi sumber makanan. Mereka juga mengingatkan bahwa bukan hanya generasi sekarang saja yang berhak menikmati kekayaan alam. Janganlah perlakukan semata-mata sebagai warisan nenek-moyang yang bisa dikonsumsi habis sesuka hati melainkan juga sebagai titipan anak-cucu yang musti dirawat dan dipelihara ketersediaan dan keberlangsungannya.

Save Our Food — Bukan Sekedar Gerakan Moral

Bagian awal dari tagline yaitu Save Our Food bukanlah ide baru. Ini perjuangan yang telah banyak dilakukan dalam berbagai konteks. Walau Konperensi Anak lebih peduli pada ketersediaan pangan bagi generasi mereka dan penerus, ada juga upaya menghimbau agar masyarakat mengkonsumsi makanan enak yang bersifat lokal yaitu yang berasal dari daerah sekitar. Salah satu gerakan Save Our Food adalah seperti yang dilakukan Badan Pertanian Virginia, Amerika, http://www.saveourfood.org/Pages/default.aspx yang bahkan telah pula melakukan kampanye dijital (digital campaign) memanfaatkan jejaring sosial Twitter. Gerakan ini mengupayakan edukasi publik tentang makanan yang dikonsumsi masyarakat dan melakukan promosi untuk memaksimalkan konsumsi makanan yang berasal dari tanaman, tumbuhan, ternak dan perikanan lokal. Dalam perspektif sosiopolitik, apa yang dilakukan Badan ini tidak lain adalah perjuangan kemandirian pangan atau dikenal dengan istilah fortifikasi (KKadiman, Kompas 1 Maret 2009) yang menjadi kiat pamungkas dalam mengambil manfaat dari globalisasi. Dipercaya bahwa tanpa fortifikasi yang memadai maka globalisasi hanya akan menciptakan ketergantungan. Itu sebabnya ada pihak yang sinis dengan mengatakan bahwa globalisasi setali tiga uang dengan tsunami. Tanpa perbaikan dalam pembuatan gethuk dan promosi serta edukasi publik maka niscaya gethuk akan punah terlanda tsunami burger (NB. Penggalan kata dari hamburger yang merupakan makanan khas masyarakat Hamburg, Jerman). Begitu pula dengan berbagai varian makanan lokal seperti Bubur Menado (Sulut), Bubur Bose dan Daging Sei (NTT), Bubur Sagu (Papua) dan Ayam Tangkap dan Ikan Kayu (NAD).

Inisiatif beberapa Pemerintah Provinsi untuk melestarikan makanan lokal layak mendapat dukungan dan bukan sekedar acungan jempol. Ambil contoh bubur bose yang khas NTT. Bubur bose mengandung berbagai jenis bahan pangan pokok dari sumber lokal seperti jagung, kacang tanah, kacang merah dan kacang hijau. Memasak bubur bose dengan cara tradisional akan membutuhkan waktu tidak kurang dari lima jam. Tanpa sentuhan teknopangan maka keberadaan bubur bose terancam oleh pangan cepat saji yang notabene bukan pangan asli dan lokal (non indigenous food atau alien). Telah ada inovasi menghasilkan formula dan teknik yang menyediakan bubur bose cepat saji dan bergizi: Instant Bose ! Idem ditto dengan bubur jagung relle gatti khas Sulsel.

Dalam perspektif yang lebih luas, PBB melalui Badan Pangan Dunia (FAO) dalam rapat paripurnanya di pertengahan Oktober 2009 di Roma, Italia mengambil tema sentral Food 2050. Ketahanan (resilience) dijadikan sebagai kata kunci dalam Food 2050. Ketahanan yang dimaksud adalah merupakan perpaduan dari kata-kata : ketersediaan, kecukupan, aman, sehat, dapat diakses akses atau terjangkau.

Healthy Food — Menggugat Semangat 4 Sehat 5 Sempurna
Masa awal kemerdekaan RI kita isi dengan semangat yang oleh Presiden Soekarno digelorakan sebagai Nation Building yaitu sebuah perjuangan membangun rasa kebangsaan yang matap dan kompak dengan satu tujuan luhur yaitu — keutuhan NKRI. Selama perjuangan ini ketersediaan pangan yang bergizi menjadi isu besar. Berbagai upaya dengan mengandalkan kemampuan dalam negeri dan juga uluran bantuan negara-negara sahabat digalang. Gerakan sosial disertai pembelajaran publik dilakukan. Semangat dengan slogan empat sehat lima sempurna digulirkan. Dengan memenuhi empat komponen pangan maka dikatakan kebutuhan minimal tubuh kita akan protein dan karbohidrat terpenuhi. Konsumsi susu sebegai komponen kelima dijadikan sebagai kompenen penyempurna gizi atau nutrisi bagi tubuh.

Dalam Semangat 4 Sehat dan 5 Sempurna ini pangan pokok seperti beras, kedelai, terigu, dan gula memainkan peran penting. Sampai-sampai terjadi sebuah gerakan nasionalisasi mengkonsumsi beras. Secara fisik diupayakan penanaman padi untuk menghasilkan beras diseantero NKRI. Masyarakat Indonesia yang semula multi-kultur dalam perspektif pangan pokok melalui gerakan ini diubah menjadi msyarakat monokultur — beras ! Sempat terjadi gegar budaya (cultural shock) khususnya bagi masyarakat di bagian timur Indonesia yang sejatinya tidak mengenal beras sebagai pangan pokok. Mereka lebih berkawan dengan pangan pokok paduan jagung, sagu, kacang tanah, ubi jalar dan singkong. Sayuran, ikan dan daging sama-sama menjadi pelengkap. Begitu pula dengan gula dan garam.

Bukan hanya Indonesia yang mengalami tantangan penyediaan pangan yang cukup bagi rakyatnya, negara-negara yang notabene negara majupun pernah mengalaminya. Angkatan jadul seperti Silver Generation dan Baby Boomers tentu masih ingat dengan gerakan dan himbauan Drink More Milk dan Eat More Beef.

Zaman telah berubah yang diikuti dengan kemajuan khususnya meningkatnya eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam sebagai sumber pangan. Sayuran, umbi dan bulir yang semula hanya mengandalkan hasil berbagai jenis tumbuhan (plants) kini sudah lebih banyak diproduksi sebagai panen macam-macam tanaman (crops). Begitu juga halnya dengan ikan dan daging, tidak lagi semata mengandalkan tangkapan dan hasil buruan di alam bebas melainkan lebih pada upaya budidaya.

Sudah saatnya mengganti semangat perjuangan empat sehat dan lima sempurna menjadi makanan sehat dengan gizi berimbang dengan tagline Sehat dan Berimbang atau healthy food. Kuantitas dan kualitas pangan musti diupayakan terjaga seimbang. Obesitas adalah dampak negatif dari mengkonsumsi pangan yang tidak berimbang, yaitu konsumsi melebihi kebutuhan tubuh. Defisiensi nutrisi atau malthus juga disatu sisi merupakan dampak negatif dari konsumsi pangan yang tak berimbang, yaitu kurangnya asupan dibanding kebutuhan minimal tubuh. Obesitas dan malthus adalah dua contoh ekstrim. Banyak juga risiko yang musti ditanggung jika secara terus menerus tidak disiplin pada prinsip sehat dan berimbang. Sebut misalnya — darah tinggi, kencing manis, diabetes mellitus, kolesterol pembunuh, asam urat penyiksa.
Saving Our Food, Our Healthy Food Begins With You !
(http://kusmayantokadiman.kompasiana.com, 01 November 2009/humasristek)